Sunday 31 October 2010

British Summer Time (Kegagalanku membawaku mengenalmu)

Hari ini Minggu tanggal 31 Oktober 2010 merupakan akhir British Summer Time untuk tahun ini. Berakhirnya summer time ini, berarti setiap jam di Inggris mesti diputar satu jam kebelakang. Jika saat ini jam 06.00 pagi, maka setelah dimundurkan satu jam akan menjadi jam 05.00. Dengan demikian, beda waktu dengan Indonesia yang pada summer time adalah 6 jam kembali berubah menjadi 7 jam.

Saya mengenal British Summer Time ini melalui sebuah pengalaman pahit, gagal dalam wawancara langsung lewat Telepon dengan Ulster University untuk sebuah proyek penelitian PhD. Sebetulnya hal itu tidak murni kesalahan saya juga, karena undangan yang mereka sampaikan adalah bahwa "wawancara akan dilaksanakan pada pukul 09.00 BST atau sekitar pukul 16.00 waktu ditempatmu." Karena waktu itu saya belum paham dengan BST, maka saya berpatokan bahwa wawancara akan dilaksanakan pada pukul 16.00.

Peristiwa tersebut terjadi dua tahun lalu, tepatnya pada bulan September 2008. Saat itu saya masih aktif mengajar di Jurusan Teknik SIpil, Universitas Andalas. Saya membaca lowongan PhD studenship dari seorang Professor di Ulster University. Karena bidang kerjanya sesuai dengan yang saya inginkan, maka saya mengajukan lamaran. Tidak berapa lama kemudian, saya dinyatakan masuk dalam shortlist untuk di wawancara. Wawancara akan dilakukan melalui telepon pada hari dan tanggal yang disepakati. Ulster University menawarkan jadwalnya dan saya menyanggupinya. Seperti yang telah saya sebutkan diatas, jadwal wawancara adalah pada pukul 09.00 BST atau sekitar pukul 16.00 di Indonesia Bagian Barat.

Pada hari H, saya berusaha mempersiapkan diri dengan baik. Seluruh berkas yang sekiranya diperlukan sudah saya kantongi. Handphone sudah stand by dan meja diruangan saya sudah dikondisikan dengan baik. Jadwal mengajar sudah selesai. Hanya satu hal yang belum, yaitu mengantar proposal penelitian ke lembaga penelitian (LP). Jarum jam baru menunjukkan jam 14.00. Artinya masih ada sisa waktu sekitar dua jam sebelum wawancara. Saya pikir, perjalanan ke LP akan membutuhkan waktu kurang lebih satu jam, jadi cukuplah untuk sekedar mengantar proposal dan selanjutnya bersiap-siap wawancara. Akhirnya berangkalah saya ke LP dengan berjalan kaki.

Selesai urusan di LP, waktu sudah menunjukkan pukul 14.50. Karena khawatir telambat, maka saya balik kembali ke ruangan kantor saya dengan menggunakan bus kampus. Ditengah perjalanan, Hp saya berbunyi. Nomor yang menghubungi "unknown". Ketika saya angkat, ternyata itu adalah suara sang professor yang memperkenalkan diri dan mencoba memastikan saya sebagai penerima telepon. Saya berpikir, sudah pasti saya tidak akan dapat mendengar dengan baik di dalam bus ini. Dengan kemampuan Bahasa Inggris alakadarnya, saya yakin tidak mudah bagi saya untuk memahami maksud si pewawancara. Lagipula, segala bahan yang hendak digunakan masih berada di kantor. Akhirnya saya sampaikan bahwa saya masih berada di  kendaraan dan minta mereka menghubungi saya lagi 5 menit ke depan. Saat menyampaikan hal itu, saya sudah pesimis mereka akan menelpon kembali.

Namun ternyata, 5 menit kemudian HP saya kembali berbunyi. Saat itu saya sudah dekat ke ruangan saya. Ketika saya angkat, ternyata suara tersebut benar-benar dari Professor tsb. Dengan berlari, saya berusaha agar ketika beliau mulai menanya, saya sudah berada di ruangan dan sudah siap dengan bahan-bahan yang disiapkan. Malangnya, entah karena kaget dan berlari tadi, nafas saya jadi sesak dan sulit untuk berkonsentrasi. Belum habis keterkejutan saya, muncul lagi satu problem yang sebelumnya meleset dari perhitungan saya yaitu rendahnya kualitas sinyal. Ternyata sinyal HP di ruangan saya lebih lemah dari ditempat lainnya. Akibatnya tak satupun pembicaraan dari pewawancara yang bisa saya pahami kecuali bagian introductionnya saja. Apa yang bisa saya jawab jika pertanyaan saja tidak dapat dipahami dengan baik? Akhirnya saya putuskan untuk menjawab berdasarkan intuisi saya saja mengenai pertanyaannya. Meskipun demikian, wawancara tetap berjalan selama satu jam sampai kuping memerah dan perih.

Seperti sudah diduga, hasilnya saya dinyatakan tidak diterima dan seperti biasa, mereka mendoakan saya untuk selalu sukses dalam usaha melanjutkan studi.

Demikianlah sekelumit kisah saya yang akhirnya membuat saya mencari tahu tentang apa itu BST. Kenapa mereka menghubungi saya satu jam lebih awa dari yang mereka janjikan. Kenapa dulu seingat saya siaran BBC London pada pukul 00.00 waktu Geenwich yang dengan setia ditunggu oleh Bapak saya selalu jatuh pada jam 07.00 pagi? Semoga dikesempatan lain bisa saya uraikan sedikit mengenai BST tersebut. (Ritzal405)

Friday 29 October 2010

Masyarakat Indonesia di Inggris Raya Laksanakan Temu Akbar

Ketua Kibar dan Bpk. Muhammad Fauzil Adhim bersama sebagian peserta KAG-2010 (Doc. Endarko)
Masyarakat Muslim Indonesia di Inggris Raya baru-baru ini melakukan temu akbar yang diberi nama Kibar Autumn Gathering 2010 (KAG-2010). Kegiatan ini merupakan agenda rutin dua kali setahun dari Keluarga Islam Indonesia di Britania Raya (KIBAR) yang merupakan organisasi yang menghimpun perkumpulan pengajian Indonesia di berbagai kota di Inggris.
Yosritzal, Ketua KIBAR periode 2010-2011, sedang memberikan kata sambutan (Doc. Fahren)
Muhammad Fauzil Adhim didampingi moderator Rizal Yaya (Doc. Ritzal405)
Acara ini dibuka secara resmi oleh Ketua Kibar, Yosritzal. Dalam sambutannya mahasiswa PhD dari Newcastle University ini menyatakan bahwa tujuan diangkatkannya acara KAG-2010 ini adalah untuk menjalin silaturrahim diantara para warga Muslim Indonesia di UK sambil menimba ilmu dari para nara sumber yang diundang oleh panitia. Tema sentral dari kegiatan ini adalah membangkit peradaban Islam melalui keluarga Muslim yang kuat. Tema ini merupakan kelanjutan dari tema-tema Kibar Gathering yakni Bangkitnya Peradaban Islam. Kalau pada gathering sebelumnya lebih banyak memfokuskan pada nostalgia kejayaan Islam masa lalu dan perdebatan seputar definisi peradaban Islam dan Budaya Islam, maka pada gathering kali ini, tema tersebut digerakkan selangkah lebih maju kepada upaya nyata dalam membangkit peradaban tersebut melalui penguatan keluarga Muslim.
Untuk mencairkan suasana dan sebagai ajang untuk saling berkenalan dengan sesama warga Kibar, maka diadakanlah kegiatan Ice Breaking and Family Fun Games. Acara yang dipandu oleh Dono Widiatmoko, staf Dosen di Salford University. Acara ini benar-benar mampu memecah kekakuan dan siap menerima materi yang akan disampaikan oleh para pembicara pada sesi berikutnya.
Sebagian Peserta Pria berfoto bersama Ketua KIBAR dan Bpk. Muhammad Fauzil Adhim
Acara ini menghadirkan Ustadz Muhammad Faudzil Adhim, pengarang buku best seller “Kupinang Engkau dengan Hamdalah” dan berbagai buku mengenai kado pernikahan dan parenting. Dalam ulasan materinya, Ustadz FaudzilAdhim menjelaskan bahwa untuk peradaban Islam bisa terwujud jika keluarga Muslim itu kuat. Membangkit peradaban Islam tidak bisa dilakukan secara instan. Peradaban Islam tidak akan terwujud jika setiap anak tidak dididik untuk menjadi seorang Muslim yang taat.
Nanung Danardono didampingi Moderator Diky (Doc. Ritzal405)
Nanung Danardono, staff Balai POM MUI Yogyakarta yang sekarang sedang menjalani study PhD di Galsgow tampil sebagai pembicara kedua dengan membawa topik seputar penyembelihan menurut Islam dan Barat, mana yang lebih beradab? Menurut beliau, berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Professor dari Jerman, ternyata penyembelihan menurut Islam sangat sehat karena darah tidak tersimpan dalam tubuh sehingga daging tahan lebih lama. Selain itu, grafik dari alat pengukuran ekspresi otak atas kesakitan, hewan yang disembelih secara Islam juga tidak menunjukkan kesakitan sama sekali.
Hendri Luki sedang membacakan biodata Ustadz Mahmud Kurdi (Doc. Betty)
Ustadz Mahmud Kurdi, Pimpinan Muslim Welfare House Newcastle yang juga pembicara pada KAG-2010 ini menyatakan bahwa seorang Muslim harus berdakwah karena dengan berdakwah tersebut dirinya juga termotivasi untuk terus belajar dan memperbaiki dirinya. Warga Inggris asal Libanon ini berpendapat bahwa Islam phobia yang melanda Barat disebabkan oleh ketidak tahuan mereka akan ajaran Islam. Adalah kewajiban ummat Islam sendiri untuk menjelaskan Islam kepada mereka sehingga mereka tercerahkan. Fakta menunjukkan bahwa setelah berbagai peristiwa yang menyakitkan ummat Islam seperti pembakaran Al-Quran dan pembuatan kartun Nabi Muhammad, terdapat kecenderungan yang tinggi di masyarakat Barat untuk mengkaji Islam. Tidak sedikit diantara mereka yang akhirnya memeluk agama Islam setelah peristiwa tersebut.
Dari kiri ke kanan: Iswandaru Widyatmoko, Asyari Usman, Bernardi Pranggono dan Ali Syofyan (Doc. Betty)
Sementara itu, Asyari Usman, wartawan senior BBC, dalam dialog mengenai kiat sukses bekerja di UK menyatakan bahwa dari tahun ke tahun, sangat terasa perbedaan perlakuan terhadap muslim di UK. Pada akhir tahun 80-an saat beliau pertama bekerja di BBC, sangat susah sekali mencari tempat untuk shalat. Seorang koleganya asal Makassar waktu itu sholat di antara mesin fotokopi dan keranjang sampah di satu ruangan editing.
Dalam perkembangan akhir-akhir ini, teman asal Arab dan Somalia memberanikan diri datang kepada manajemen untuk mengungkapkan keperluan ruangan sholat bagi para staf Muslim. Saat ini, menurut pria asal Sumatera Utara tersebut, sudah jauh lebih kondusif. Sebuah ruangan yang cukup untuk digunakan sholat harian dan sholat Jum’at sudah disediakan untuk merka. Bahkan, disediakan juga satu ruangan yang sama besarnya untuk staf Muslimah
Hal senada juga disampaikan oleh panelis lainnya yaitu Bernardi Pranggono, dan Ali Syofyan, keduanya doktor lulusan universitas ternama di UK dan menapaki karir di UK sebagai pekerja professional. Menurut mereka, kesempatan beribadah di tempat kerja sekarang sudah lebih mudah.
Operet anak-anak (Doc. Betty)
Selain seminar dan diskusi, KAG-2010 ini juga dimeriahkan dengan penampilan operet anak Al-Imanu Kidz dan lomba kreasi anak seperti lomba foto, lomba story telling dan lomba kreasi dari karton bekas. Al-Imanu Kidz adalah sebutan untuk kelompok pengajian anak di Newcastle yang diasuh oleh Fitria Heny, seorang Dokter yang saat ini sedang mendampingi suaminya yang sedang tugas belajar di UK. Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) London pun ikut berpartisipasi dalam acara tersebut dengan membuka layanan konsultasi seperti perpanjangan paspor dan lapor diri bagi warga Indonesia yang baru datang ke UK.
Suasana kegiatan anak pada acara KAG-2010 (Doc. Endarko)

Salah satu stand bazar (Doc. Endarko)
Acara KAG-2010 ditutup oleh Bapak Dwi Kurnia Indrana Miftach (Minister Counsellor) mewakili Duta Besar Indonesia untuk Inggris dan Irlandia yang berhalangan hadir dan dilanjutkan dengan bazaar makanan khas Indonesia. (Ritzal405)