Thursday 18 November 2010

Happy Eid ul-Adha Mubarak 1431 H

Melalui blog ini, saya mengucapkan Selamat Hari Raya Eidul Adha 1431 H, Taqobbalallahu minna wa minkum. Taqobbal yaa kariim. Meskipun tidak dapat menyaksikan kegiatan penyembelihan hewan kurban seperti di tanah air, namun perayaan Eidul Adha di Newcastle kali ini cukup berkesan. Kesan pertama adalah karena pada malam sebelumnya, sang istri tercinta telah membuat rendang Padang, masakan khas setiap bulan baik (Ramadhan, Idul Fitri dan Idul Adha) di kampung halaman. Kesan kedua adalah karena pada hari H suhu drop sampai satu derajat dibawah 0 sehingga membekukan embun di permukaan jalan, kaca-kaca mobil dan rerumputan. Tak kalah menarik adalah kesan ketiga, yakni menikmati Samosa, buah-buahan dan minuman ringan gratis di lokasi pelaksanaan shalat Eid.

Sebelumnya saya bukanlah orang yang sangat menyukai masakan rendang. Namun entah kenapa, tiba-tiba saja merindukan masakan khas Padang tersebut. Perjuangan mendapatkan masakannya tidaklah mudah. Pertama mesti menaklukkan hati Istri tercinta untuk bersedia memasaknya. Kedua mencari bahan-bahannya. Ternyata kelapa kaleng yang biasanya ada di toko-toko China, pada saat itu susah sekali didapatkan. Alhamdulillah ditemukan juga satu toko yang masih punya persediaan kelapa tersebut. Jadilah kami memborong semua kelapa yang ada tersebut. Sore harinya, saya mencari toko halal yang menjual daging sapi. Malangnya, dari empat toko halal yang dimasuki, tak satupun yang masih punya persediaan daging sapi. Salah satu toko menjanjikan bahwa esok hari akan datang stok baru. Alhamdulillah, akhirnya juga bisa didapatkan keesokan harinya. Ketiga, kesibukan memasaknya. Ternyata butuh kesabaran yang tinggi untuk bisa menghasilkan rendang dengan kualitas baik. Sudah lima jam memasak, masih belum juga kering seperti yang diharapkan. Setelah masak, kami istirahat sebentar untuk kemudian menyantapnya. Malangnya, ternyata rendang tersebut telah membeku kembali karena dinginnya suhu udara saat itu.

Pagi harinya, kami berangkat ke Eldon Square Sport Center, tempat biasanya kegiatan shalat Eid dilaksanakan. Dinginnya suhu menusuk tulang. Jalananpun menjadi licin karena tertutup lapisan es. Syauqi, anak kedua kami pun berkali-kali terjatuh. Kebetulan dia masih menggunakan sepatu yang biasa dipakai di musim panas. Hal ini menjadi alasan kuat baginya untuk minta dibelikan sepatu baru untuk winter. Alhamdulillah, selepas shalat Eid, keinginannyapun kami kabulkan. Sebuah sepatu khusu winter baru pun akhirnya terpasang dikakinya menggantikan sepatu yang dipakai tadi pagi.

Shalat Eid berlangsung tepat waktu yakni 15 menit setelah matahari terbit. Jamaah kali ini cukup rame, bahkan lebih rame daripada ketika shalat Eidul Fitri dua bulan lalu. Mungkin karena pada saat Eidul Fitri banyak mahasiswa baru yang belum datang sementara yang sudah selesai kuliahnya sudah buru-buru pulang kembali ke tanah air masing-masing. Selepas shalat Eid, para jamaah pun dipersilahkan menikmati makanan ringan seperti samosa, buah dan minuman ringan. Nada, anak kami yang pertama, tadinya menolak memakan samosa tersebut, namun begitu dicoba, akhirnya dia minta lagi karena rasanya enak katanya. Komentar yang sama juga datang dari teman-teman anggota PPI-Newcastle seperti Mas Hanif, Mba Desta dan Mas Pandu. Sudahlah enak, gratis lagi..hehehe.

Untuk berbagi cerita dengan teman-teman di tanah air dan dimanapun berada, berita mengenai pelaksanaan Eidul Adha di Newcastle saya tulis dan kirimkan ke Eramuslim.com dan Hidayatullah.com. Alhamdulillah dimuat. Berikut adalah linknya:

http://www.eramuslim.com/berita/silaturrahim/muslim-di-newcastle-rayakan-eidul-adha-1431-h.htm

http://www.hidayatullah.com/cermin-a-features/jalan-jalan/14214-mengikuti-perayaan-idul-adha-di-newcastle-

Semoga bermanfaat. [ritzal405]