Friday, 29 October 2010

Masyarakat Indonesia di Inggris Raya Laksanakan Temu Akbar

Ketua Kibar dan Bpk. Muhammad Fauzil Adhim bersama sebagian peserta KAG-2010 (Doc. Endarko)
Masyarakat Muslim Indonesia di Inggris Raya baru-baru ini melakukan temu akbar yang diberi nama Kibar Autumn Gathering 2010 (KAG-2010). Kegiatan ini merupakan agenda rutin dua kali setahun dari Keluarga Islam Indonesia di Britania Raya (KIBAR) yang merupakan organisasi yang menghimpun perkumpulan pengajian Indonesia di berbagai kota di Inggris.
Yosritzal, Ketua KIBAR periode 2010-2011, sedang memberikan kata sambutan (Doc. Fahren)
Muhammad Fauzil Adhim didampingi moderator Rizal Yaya (Doc. Ritzal405)
Acara ini dibuka secara resmi oleh Ketua Kibar, Yosritzal. Dalam sambutannya mahasiswa PhD dari Newcastle University ini menyatakan bahwa tujuan diangkatkannya acara KAG-2010 ini adalah untuk menjalin silaturrahim diantara para warga Muslim Indonesia di UK sambil menimba ilmu dari para nara sumber yang diundang oleh panitia. Tema sentral dari kegiatan ini adalah membangkit peradaban Islam melalui keluarga Muslim yang kuat. Tema ini merupakan kelanjutan dari tema-tema Kibar Gathering yakni Bangkitnya Peradaban Islam. Kalau pada gathering sebelumnya lebih banyak memfokuskan pada nostalgia kejayaan Islam masa lalu dan perdebatan seputar definisi peradaban Islam dan Budaya Islam, maka pada gathering kali ini, tema tersebut digerakkan selangkah lebih maju kepada upaya nyata dalam membangkit peradaban tersebut melalui penguatan keluarga Muslim.
Untuk mencairkan suasana dan sebagai ajang untuk saling berkenalan dengan sesama warga Kibar, maka diadakanlah kegiatan Ice Breaking and Family Fun Games. Acara yang dipandu oleh Dono Widiatmoko, staf Dosen di Salford University. Acara ini benar-benar mampu memecah kekakuan dan siap menerima materi yang akan disampaikan oleh para pembicara pada sesi berikutnya.
Sebagian Peserta Pria berfoto bersama Ketua KIBAR dan Bpk. Muhammad Fauzil Adhim
Acara ini menghadirkan Ustadz Muhammad Faudzil Adhim, pengarang buku best seller “Kupinang Engkau dengan Hamdalah” dan berbagai buku mengenai kado pernikahan dan parenting. Dalam ulasan materinya, Ustadz FaudzilAdhim menjelaskan bahwa untuk peradaban Islam bisa terwujud jika keluarga Muslim itu kuat. Membangkit peradaban Islam tidak bisa dilakukan secara instan. Peradaban Islam tidak akan terwujud jika setiap anak tidak dididik untuk menjadi seorang Muslim yang taat.
Nanung Danardono didampingi Moderator Diky (Doc. Ritzal405)
Nanung Danardono, staff Balai POM MUI Yogyakarta yang sekarang sedang menjalani study PhD di Galsgow tampil sebagai pembicara kedua dengan membawa topik seputar penyembelihan menurut Islam dan Barat, mana yang lebih beradab? Menurut beliau, berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Professor dari Jerman, ternyata penyembelihan menurut Islam sangat sehat karena darah tidak tersimpan dalam tubuh sehingga daging tahan lebih lama. Selain itu, grafik dari alat pengukuran ekspresi otak atas kesakitan, hewan yang disembelih secara Islam juga tidak menunjukkan kesakitan sama sekali.
Hendri Luki sedang membacakan biodata Ustadz Mahmud Kurdi (Doc. Betty)
Ustadz Mahmud Kurdi, Pimpinan Muslim Welfare House Newcastle yang juga pembicara pada KAG-2010 ini menyatakan bahwa seorang Muslim harus berdakwah karena dengan berdakwah tersebut dirinya juga termotivasi untuk terus belajar dan memperbaiki dirinya. Warga Inggris asal Libanon ini berpendapat bahwa Islam phobia yang melanda Barat disebabkan oleh ketidak tahuan mereka akan ajaran Islam. Adalah kewajiban ummat Islam sendiri untuk menjelaskan Islam kepada mereka sehingga mereka tercerahkan. Fakta menunjukkan bahwa setelah berbagai peristiwa yang menyakitkan ummat Islam seperti pembakaran Al-Quran dan pembuatan kartun Nabi Muhammad, terdapat kecenderungan yang tinggi di masyarakat Barat untuk mengkaji Islam. Tidak sedikit diantara mereka yang akhirnya memeluk agama Islam setelah peristiwa tersebut.
Dari kiri ke kanan: Iswandaru Widyatmoko, Asyari Usman, Bernardi Pranggono dan Ali Syofyan (Doc. Betty)
Sementara itu, Asyari Usman, wartawan senior BBC, dalam dialog mengenai kiat sukses bekerja di UK menyatakan bahwa dari tahun ke tahun, sangat terasa perbedaan perlakuan terhadap muslim di UK. Pada akhir tahun 80-an saat beliau pertama bekerja di BBC, sangat susah sekali mencari tempat untuk shalat. Seorang koleganya asal Makassar waktu itu sholat di antara mesin fotokopi dan keranjang sampah di satu ruangan editing.
Dalam perkembangan akhir-akhir ini, teman asal Arab dan Somalia memberanikan diri datang kepada manajemen untuk mengungkapkan keperluan ruangan sholat bagi para staf Muslim. Saat ini, menurut pria asal Sumatera Utara tersebut, sudah jauh lebih kondusif. Sebuah ruangan yang cukup untuk digunakan sholat harian dan sholat Jum’at sudah disediakan untuk merka. Bahkan, disediakan juga satu ruangan yang sama besarnya untuk staf Muslimah
Hal senada juga disampaikan oleh panelis lainnya yaitu Bernardi Pranggono, dan Ali Syofyan, keduanya doktor lulusan universitas ternama di UK dan menapaki karir di UK sebagai pekerja professional. Menurut mereka, kesempatan beribadah di tempat kerja sekarang sudah lebih mudah.
Operet anak-anak (Doc. Betty)
Selain seminar dan diskusi, KAG-2010 ini juga dimeriahkan dengan penampilan operet anak Al-Imanu Kidz dan lomba kreasi anak seperti lomba foto, lomba story telling dan lomba kreasi dari karton bekas. Al-Imanu Kidz adalah sebutan untuk kelompok pengajian anak di Newcastle yang diasuh oleh Fitria Heny, seorang Dokter yang saat ini sedang mendampingi suaminya yang sedang tugas belajar di UK. Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) London pun ikut berpartisipasi dalam acara tersebut dengan membuka layanan konsultasi seperti perpanjangan paspor dan lapor diri bagi warga Indonesia yang baru datang ke UK.
Suasana kegiatan anak pada acara KAG-2010 (Doc. Endarko)

Salah satu stand bazar (Doc. Endarko)
Acara KAG-2010 ditutup oleh Bapak Dwi Kurnia Indrana Miftach (Minister Counsellor) mewakili Duta Besar Indonesia untuk Inggris dan Irlandia yang berhalangan hadir dan dilanjutkan dengan bazaar makanan khas Indonesia. (Ritzal405)

No comments:

Post a Comment