When money flows like water (The Philips Economics Computer) |
Hari ini adalah hari kedua petualanganku di Kota Kediaman Ratu Elizabeth. Petualangan yang merupakan efek samping dari tujuan utama yakni mengamati aktifitas para pelaku perjalanan dengan kereta api di UK. Daripada bengong menunggu perjalanan berikutnya, maka waktu yang 5 jam tersebut diisi dengan mengunjungi beberapa lokasi wisata sambil mencari lokasi yang tepat untuk makan siang.
Hari kedua ini, kami habiskan dengan mengunjungi Imperial College London, Royal Albert Hall, Hyde Park dan Science Museum.
Seperti biasa, perjalanan kami mulai dari Kings Cross Station. Kami memilih menggunakan jasa London Underground atau yang lebih dikenal dengan sebutan Tube atau The Underground. Sesuai namanya, The Underground merupakan angkutan kereta bawah tanah yang merupakan salah satu angkutan bawah tanah tertua di dunia. Mulai dioperasikan pada tahun 1863 dan dioperasikan oleh berbagai organisasi. Saat ini Tube dioperasikan oleh Transport for London (TFL).
Untuk menggunakan jasa Tube, penumpang bisa membeli tiket di loket yang disediakan atau di self service ticket box. Bagi yang sering melakukan perjalanan di London, ada baiknya membeli kartu magnetik Oyster. Kartu ini merupakan kartu isi ulang yang bisa di top-up ditempat tertentu. Tiket atau kartu Oyster yang sudah diisi ulang, selanjutnya digunakan untuk membuka gate/gerbang menuju platform yang diinginkan dengan cara menempelkan/memasukkan ke alat pembaca kartu. Tiket atau kartu Oyster ini juga diperlukan untuk keluar dari gate. Biaya perjalanan di potong secara otomatis ketika kita keluar dari gate tersebut.
Meskipun aku jarang ke London, aku tahu bahwa pilihan rute yang tepat menuju lokasi tujuan kami adalah Piccadilly line. Tapi teman yang asli UK lebih cenderung memilih Circle Line dan kemudian di lanjutkan dengan Circle line lainnya. Masuk akal juga sih, untuk killing time kan emang lebih baik memilih jalur yang lebih lama.
Tube Map |
Keluar dari station, kami langsung menuju Imperial College London, salah satu universitas terbaik dunia. Melewati gerbang universitas ini, aku kembali terkenang pengalaman tiga tahun yang lalu ketika mendapat wawancara langsung melalui telepon dari seorang profesor terkenal di universitas ini. Hasil dari wawancara tersebut sungguh menggembirakan. Aku mendapatkan tawaran (offer letter) sebagai PhD student di Centre for Transport Studies, Imperial College London. Namun dengan berbagai pertimbangan (diantaranya adalah tingginya biaya hidup di London), akhirnya aku lebih memilih melanjutkan study di Newcastle University.
Gerbang Imperial College London |
Dari Imperial College London, perjalanan kami lanjutkan ke Royal Albert Hall, sebuah gedung pertunjukan yang sering menampilkan pertunjukan-pertunjukan teaterikal dan musik. Gedung ini telah dibuka sejak era Ratu Victoria pada tahun 1871. Sebelumnya gedung ini bernama The Central Hall of Arts and Sciences, namun kemudian diganti dengan Royal Albert Hall of Arts and Sciences sebagai penghargaan terhadap Pangeran Albert, suami Ratu Victoria yang meninggal karena Tipus. Sebagai bagian dari penghargaan terhadap Pangeran Albert, di depan gedung Royal Albert ini dibangun sebuah taman yang luas dan sebuah monumen. Sayangnya saat ini antara taman dan gedung telah dipisahkan oleh jalan raya yang selalu dipadati lalu lintas.
Royal Albert Hall |
Taman tersebut diberi nama Hyde Park. Seperti taman-taman lainnya, taman ini dipenuhi oleh tumbuhan yang sudah berusia beratus tahun. Di taman inilah kami menghabiskan waktu untuk makan siang sambil menikmati pemandangan dan aktifitas para pengunjung. Ada yang bermain roller skates, jogging, cycling atau sekedar berjalan sambil bermesraan (oops...).
Royal Albert Memorial |
Selesai makan siang, kamipun kembali ke station. Sebelum masuk ke Tube kembali, kami sempatkan untuk mengunjungi sebuah museum yang disebut Science Museum. Museum ini persis berada di atas station. Karena sempitnya waktu yang tersedia, maka kami lebih memfokuskan pada lokasi yang menampilkan kapal, kereta, mobil dan komputer lama.
Pegasus Computer |
Technical Specifications of Pegasus Computer |
Di antara koleksi yang menarik di museum ini, aku lebih menyenangi koleksi komputer generasi pertama. Prinsipnya sangat sederhana dengan input paper tape punch dan output paper tape punch dan teleprinter, komputer ini memenuhi satu ruangan ukuran sekitar 3 x 3 m2. Harganya juga tidak tanggung-tanggung: £45.000,00. Konon komputer yang dipajang tersebut masih bekerja dengan baik.
Beberapa koleksi lainnya adalah mesin differential yang di desain oleh beberapa ahli Inggris. Meskipun aku kurang tertarik dengan cara kerja mesin ini, tapi aku yakin penemuan mesin ini sangat berpengaruh terhadap pemecahan problem matematika saat ini.
Differential Analysis Machine |
Berikut adalah beberapa koleksi yang sempat ku abadikan dalam beberapa saat tersebut. Foto-foto kurang jelas karena hanya mengunakan kamera iPhone.
Queen Elizabeth Ship |
Selesai mengunjungi museum, kamipun memutuskan untuk kembali ke Kings Cross Station. kami masih punya waktu satu setengah jam sebelum kereta menuju Newcastle berangkat. Waktu yang sangat lebih dari cukup sebenarnya. Sayangnya, sesuatu diluar harapan kami terjadi. Tube Circle line mengalami penutupan sebagian sehingga mengganggu jadwal tube secara keseluruhan. Setelah beberapa kali berhenti, kamipun sampai di King's Cross. Jarum jam sudah menunjukkan pukul 16.00 yang bertepatan dengan keberangkatan kereta kami. Dengan berlari, kamipun segera naik ke sebuah kereta di platform dimana seharusnya kereta kami berada.
Setelah agak tenang, kamipun coba bertanya ke Train Guard, apakah kereta tersebut betul kereta yang seharusnya kami naiki. Alangkah kagetnya kami karena katanya kereta kami sudah berangkat semenit yang lalu, dan kereta ini bukanlah kereta menuju Newcastle. Kamipun bingung dan khawatir, bagaimana kami bisa pulang karena kami hanya punya ijin perjalanan dengan kereta pukul 16.00. Alhamdulillah setelah sedikit diskusi dengan petugas East Coast Train, kamipun diijinkan untuk melanjutkan perjalanan dengan kereta berikutnya yang berangkat setengah jam berikutnya.
Durham Castle terlihat dari east Coast Train |
Seiring dengan bergeraknya East Coast Train pukul 16.30 menuju Newcastle, berakhir pula petualangan kami di hari kedua.
i herd you can not photo better than a woman.
ReplyDelete