Saturday, 2 April 2011

Bapak Yuri Thamrin Yang Ku Kenal

Penulis bersama Bapak Yuri Thamrin

Sebetulnya perkenalanku dengan beliau belumlah lama. Belum genap setahun. Aku mengenal beliau pertamakali pada saat diadakan pertemuan silaturrahim antara penerima beasiswa Dikti di UK dengan Duta Besar dan Atase Pendidikan KBRI London  di Sheffield. Saat itu Atdik dijabat oleh Bapak Riza Sihbudi dan aku baru saja diamanahi sebagai Ketua KIBAR.
Kesan pertama yang kutangkap dari beliau adalah keramahannya. Begitu memasuki ruangan acara, beliau terlihat terus tersenyum, menyapa dan menyalami setiap orang yang beliau lewati. Saat itu aku duduk dibagian depan. Beliau menghampiriku dan kamipun bersalaman sambil saling sapa. Seorang senior ku dari USU mengenalkanku sebagai Ketua Kibar kepada beliau dan kamipun terlibat obrolan ringan.
Selesai acara pertemuan, aku berusaha menemui beliau untuk sekedar menyapa karena selama di ruangan tadi tidak dimungkinkan untuk itu. Sebagai Ketua Kibar yang baru sudah seharusnya aku kembali mengenalkan diri dan rencana-rencana yang akan aku lakukan sebegai Ketua Kibar. Beberapa kali beliau mengajukan pertanyaan seputar diriku termasuk asal institusi dan tinggal di kota mana di UK. Ketika sampai pada pertanyaan asalku, akupun menjawab bahwa aku berasal dari Solok, bekerja di Padang, namun sebelum berangkat sempat tinggal di Payakumbuh selama beberapa tahun. Beliau sedikit terkejut dan menyebutkan bahwa beliau juga berasal dari Payakumbuh. Beliaupun menyebutkan nama Ayahnda beliau yang tentu saja sangat ku kenal karena Ayahnda beliau adalah salah satu tokoh besar di Payakumbuh yang sangat aktif dalam menjalankan kegiatan social dalam berbagai organisasi, salah satunya adalah Rumah Sakit YARSI Payakumbuh tempat istriku sempat bekerja sebagai Dokter Umum PTT selama tiga tahun.
Pertemuan kami berikutnya adalah ketika Pengurus Kibar yang baru terbentuk melakukan silaturrahim ke KBRI guna mengenalkan susunan pengurus baru serta program-programnya. Sebuah dokumen profil dan program kerja Kibarpun diserahkan kepada beliau. Dalam pertemuan tersebut, Bapak Yuri Thamrin menyambut kami dengan wajah yang cerah dan sangat bersahabat. Jauh berbeda dari banyak pejabat yang sebelumnya pernah ku kenal. Dialog kekeluargaanpun mengalir dalam pertemuan tersebut dan diakhiri dengan sesi foto bersama. Tak lupa sebelum pulang beliau mengucapkan terimakasih kepada pengurus Kibar yang telah berusaha membina warga Indonesia di UK yang menurut beliau ikut membantu kelancaran tugas beliau.
Pertemuan berikutnya terjadi dalam sebuah acara seminar yang diadakan oleh PIP PKS UK di London. Hadir dalam seminar tersebut beberapa anggota Dewan Pengurus Pusat PKS, Walikota Towerhamlet dan beberapa anggota House of Lord UK. Aku kebetulan diundang mewakili Kibar sedangkan beliau diundang untuk memberikan kata sambutan dan membuka acara seminar secara resmi. Ketika aku memasuki ruangan acara, kulihat beliau sudah duduk diantara panitia dan Pengurus Pusat PKS. Aku melihat beliau dan tersenyum. Namun karena sungkan oleh sebab orang-orang yang duduk disekeliling meja tersebut adalah para pejabat, aku memilih berlalu dan bermaksud mencari bangku sedikit dibelakang, tempat beberapa mahasiswa yang kukenal duduk bercengkerama.
Tak kusangka beliau memanggilku dan mengajakku duduk dekat beliau dan mengenalkanku pada para petinggi PKS yang hadir. Kemudian beliaupun menunjukkan perhatiannya dengan menanyakan studyku serta kegiatan Kibar yang kujawab apa adanya. Tak lupa secara informal aku mengundang beliau untuk datang pada Kibar Spring gathering yang akan dilaksanakan di Southampton dan beliaupun menyanggupi dengan catatan tidak ada agenda yang lebih penting.
Pertemuan terakhir adalah tadi siang ketika aku menghadiri Baitul Arqom Muhammadiyah di London atas undangan Pengurus Muhammadiyah Cabang Istimewa UK. Tak kusangka dalam sambutannya beliau tiba-tiba menyebut namaku dan mengenalkanku kepada para hadirin. Padahal seingatku, saat beliau memasuki ruangan beliau tidak menoleh kepadaku dan ketika beliau memberi sambutan, aku duduk dibarisan bangku paling belakang.
Pada saat jam istirahat, kembali beliau menyapaku dan menanyakan berbagai hal mulai dari masalah pribadi seperti studi sampai ke kegiatan Kibar. Beliau juga sempat menceritakan bahwa beliau baru saja dari Kota Payakumbuh untuk menjumpai Ayahnda beliau yang katanya sudah mulai sakit-sakitan, barangkali karena usia yang sudah cukup lanjut. Setahuku, meskipun Bapak Thamrin Manan sudah tua, namun tidak menghambat beliau untuk terus berkarya dan memberdayakan masyarakat melalui lembaga-lembaga yang beliau bina. Dalam hati, akupun mendoakan semoga beliau diberi kesembuhan oleh Allah sehingga tetap terus dapat beraktifitas di masyarakat.
Sungguh aku merasa beruntung bisa mengenal Bapak Yuri Thamrin. Terlepas dari kekurangannya sebagai manusia biasa, ada banyak hal yang bisa kupelajari dari beliau, mulai dari sikap ramah dan luwesnya, daya ingatnya terhadap orang-orang yang pernah beliau kenal dan lembutnya tutur bahasa beliau. Wejangan-wejangan yang beliau sampaikan sangat aplikatif dan bermanfaat. Sedih juga mendengar kabar angin bahwa beliau akan segera mengakhiri masa pengabdian beliau sebagai Duta Besar RI untuk Inggris dan Irlandia. Semoga Allah membalas segala jasa baiknya bagi ummat, bangsa dan negara. Semoga Allah memberikan kebaikan kepada beliau sehingga beliaupun tetap dapat berkhidmat untuk bangsa ini diposisi manapun beliau ditempatkan selepas ini. (Ritzal405)


No comments:

Post a Comment