Thursday, 26 July 2012

Junior Games Challenge



Wakil Newcastle untuk kategori Girl 9-10 years 100m
Senin, 9 Juli 2012 lalu adalah hari yang istimewa. Mestinya sore itu aku sedang bertugas di Royal Victoria Infirmary Hospital. Tapi tidak, aku sengaja mengajukan cuti demi menyaksikan momen istimewa ini.

Nada dengan latar belakang poster kegiatan
Hari itu aku sudah berjaji dengan Nada untuk mengantar dan memberikan support untuknya. Hari itu dia akan mewakili Kota Newcastle dalam Diamond Jubilee 2012 Junior Games di Gateshead International Stadium. Beberapa hari yang lalu dia berhasil keluar sebagai Juara 2 dalam lomba yang sama untuk tingkat Kota Newcastle.
Berpose di depan pintu masuk stadium

Nada siap untuk pemanasan

Pemanasan

Serius menyimak pidato pembukaan

Sebagian peserta wakil Newcastle

Masih pidato pembukaan

Peserta lomba kali ini mayoritas adalah penduduk lokal yang berkulit putih. Yang saya ingat hanya ada tiga peserta yang bukan berkulit putih. Kalau melihat postur tubuh, terus terang saya kasihan juga melihat Nada. Dia yang paling mungil pada group yang dia ikuti, yakni Event 5 Girl 9-10 years untuk lari jarak 100 m.
Kategori lomba dan nama-nama peserta
Di sela-sela pertandingan, kami menyempatkan diri untuk berdialog dan berfoto bersama dengan Walikota Gateshead dan beberapa tokoh olah raga Gateshead. Walikota sangat mengapresiasi kehadiran Nada yang mewakili Kota Newcastle, karena Nada bukanlah Geordie (etnis asli Newcastle). Apalagi Nada tampil dengan mengenakan jilbab, dan dia adalah satu-satunya peserta yang memakai jilbab. Jumlah peserta pertandingan ini mencapai seratusan anak. Semoga kehadiran Nada dengan jilbab itu sedikit banyak mengubah cara pandang para bule ini terhadap jilbab.
Bersama Walikota Gateshead dan tokoh olah raga Gateshead.
Aku tidak begitu peduli dengan hasil pertandingan tersebut. Aku bangga karena meskipun berada dibelakang pelari lain, Nada tetap semangat dan tetap berusaha mencapai garis finish.
Peserta Girl 9-10 years 100 m sedang bersiap sedia.

Yak...lomba sudah dimulai
Pemenang kategori girl 9-10 years 100 m
Teruslah berusaha, Insya Allah suatu saat nanti, impianmu akan tercapai Nada

Selesai pertandingan, kami menyambut Nada dengan bangga. Meskipun tidak berhasil mendapat medali, bagi kami Nada adalah pemenang. Dia berhasil mengalahkan rasa mindernya. Prestasi yang dia capai saat ini juga adalah kebanggaan kami orang tuanya.



Bersabar Bersama Orang-orang Yang Benar





"Bersabar bersama orang - orang benar itu tidak lah mudah tapi itu adalah keniscayaan."

Saudaraku,

Ungkapan Ustadz Salim A Fillah pada pengajian menjelang buka puasa di London di atas patut menjadi renungan kita.

Sebuah kisah dalam Al-Quran, Surat Al-Kahfi ayat 60-81 yang kemudian dijelaskan melalui hadits marfu’ cukup jelas menerangkan hal ini. Ya, kisah perjalanan Nabi Musa dan Nabi Khidir. Sampai-sampai seorang Nabi dan Rasul se-kualitas Musa-pun tak mampu bersabar bersama Nabi Khidir.

Sungguh indah ucapan Nabi Khidir ketika menolak permintaan Musa untuk bisa ikut bersamanya:

“Sesungguhnya kamu tidak akan sabar bersamaku. Bagaimana kamu bisa sabar atas sesuatu yang kamu belum mempunyai pengetahuan yang cukup tentang hal itu?”

Terbukti kemudian, Musa berkali-kali menyalahkan Khidir atas aktifitas yang dilakukan Khidir. Jika berdasarkan ilmu Musa saja, maka jelaslah apa yang dilakukan Khidir adalah perbuatan yang patut dipertanyakan.

Tapi disitulah rahasianya. Allah telah memberikan ilmu yang lebih ke Khidir sehingga dia bisa mengetahui sesuatu yang akan terjadi.

Saudaraku,

Dalam kehidupan sehari-hari, kita banyak protes. Tidak terima terhadap sebuah keputusan yang telah dilakukan oleh orang yang memang punya ilmu lebih tentang hal tersebut. Dalam jama’ah/organisasi, ketika Syuro sudah memutuskan, kita masih saja mencari-cari kelemahan keputusan tersebut. Alangkah dhoifnya kita, sedangkan orang se-suci Rasulullah saja taat pada keputusan syuro.

Kenapa? Ada apa dengan kita?

Ketika para ulama (bukan hanya satu) bersepakat terhadap suatu fatwa, kenapa kita tidak menerima? Apakah ilmu kita lebih dari mereka? Kalau bukan fatwa dari mereka yang kita ikuti, fatwa dari mana lagi yang kita cari? Televisikah? Koran-korankah? Ah..barangkali dari Fa**b**K? Saya yakin tidak.

Na’udzubillah, sampai hati kita mencaci orang-orang yang ikhlas, berpetuah berdasarkan ilmunya, yang menasehati kita dengan kebenaran yang mereka ijitihatkan. Bagi mereka satu atau bahkan dua pahala sudah tersedia, sedangkan bagi kita? Kalaupun diantara mereka juga berbeda pendapat, jangan bandingkan dengan pendapat kita yang baru punya sedikit ilmu. Jikapun misalnya ilmu kita melebihi mereka, kenapa tidak tabayyun langsung?

Atau kita mau mencari fatwa dari hati sendiri? Mungkin. Tapi, yakinkah kita bahwa hati kita adalah hati yang suci? Jangan-jangan hati yang kita mintakan fatwa itu adalah hati yang sudah membatu. Terselimuti oleh ribuan noktah dosa. Atau melaui akal? Akal yang setiap hari telah dijejali dengan maksiat? Akal manusia sungguh lemah. Amankah menyandarkan kebenaran hanya kepada akal saja?

Saudaraku,

Apakah akal dan hati kita jauh lebih baik dari akal dan hatinya Ibrahim? Ingatkah kita bahwa Ibrahimpun tak mampu mendapatkan kebenaran dari hatinya.

Ketika hatinya mengatakan bahwa mesti ada yang mengatur semesta alam ini, iapun menyibukkan diri mencari Sang Pengatur itu. Bulan, Bintang, Matahari pun disangka Tuhan. Orang mulia itu memerlukan bimbingan Allah sehingga bisa sampai pada kebenaran.

Saudaraku,

Memang bersama orang-orang yang benar itu kita mesti banyak bersabar. Mungkin ada kalanya kita tidak sepakat dengan keputusan yang mereka buat. Barangkali hal ini karena lemahnya pemahaman kita terhadapnya. Barangkali banyak informasi yang menjadi pertimbangan mereka, sementara kita tidak mendapatkan akses terhadap informasi tersebut. Kadangkala informasi tersebut memang bukan konsumsi kita, tidak layak kita mendapatkannya. Bisa jadi jika informasi itu dibuka kepada kita, malahan kita tidak mampu menjaganya sehingga menjadi fitnah yang justru kontra produktif.

Saudaraku,
Mari kita bersabar. Semoga dengan kesabaran kita itu, Allah bukakan pintu-pintu ilmu itu kepada kita, sehingga kitapun mempunyai pemahaman yang cukup dalam menilai sesuatu.

Wallahu’alam,

Newcastle, 5 Ramadhan 1433H
Yosritzal


Dimuat di Dakwatuna tanggal 27/7/2012: 
http://www.dakwatuna.com/2012/07/21880/bersama-orang-orang-yang-benar-membutuhkan-kesabaran-ekstra/

Sunday, 15 July 2012

Menyambut Ramadhan 1433H

Assalaamuálaikum warohmatullahi wabarokatuhu,

Ramadhan sudah di depan mata.
Auranya sudah mulai terasa.
Anak-anakpun tak ketinggalan.
Rumahpun dihiasi.
Pertanda hati gembira sambut Ramadhan.

Marhaban ya Ramadhan
Selamat menunaikan ibadah Ramadhan
Mohon Maaf Lahir dan Bathin
Semoga kualitas ibadah Ramadhan tahun ini jauh lebih baik dari tahun-tahun sebelumnya.

Berikut Video pembuatan hiasan rumah oleh anak-anak di rumah.



Wassalam,

Yosritzal