Wednesday 27 June 2012

Dakwah Islam di Inggris, Kemajuan dan Tantangannya



Jamaah shalat eid di Newcastle

Pendahuluan

Islam merupakan agama kedua terbesar di Inggris setelah Kristen. Pada awalnya, mayoritas pemeluk Islam di Inggris adalah para pendatang dari Asia seperti dari India dan Pakistan. Data dari Muslim Council Board (MCB) menunjukkan bahwa saat ini jumlah Muslim di UK diperkirakan mendekati angka 2 juta orang atau sekitar 3% populasi Inggris. Setengahnya merupakan kelahiran Inggris. Mayoritas tinggal di Kota London dan Birmingham.




Sebuah penelitian di Cardiff Unversity menemukan bahwa komunitas Muslim merupakan komunitas yang paling religious dibanding umat agama lainnya. Sebanyak 77% di antara mereka mengamalkan ajaran agamanya dengan baik, bandingkan dengan penganut Kristen yang hanya 29% saja yang mengamalkan ajaran agamanya. Anak Muslim mereka juga dididik dengan pendidikan Islam sejak dini dan diajari membaca Al-Quran dan Bahasa Arab (BBC, 14 Februari 2012).


Sambutan Positif


Di tengah lunturnya keyakinan masyarakat Inggris terhadap ajaran Kristen, justru perkembangan Islam semakin mendapat tempat di hati masyarakat Inggris. Banyak gereja-gereja tua yang akhirnya dikelola oleh komunitas Muslim untuk dijadikan masjid. Masjid-masjid baru dan sekolah-sekolah Islam pun bermunculan. Di Newcastle misalnya, saat ini sedang dibangun sebuah Islamic Centre yang megah dan selain sebagai tempat ibadah juga berfungsi sebagai sekolah dan tempat rekreasi keluarga. Di Kota London, masyarakat Indonesia bahkan sudah memiliki masjid sendiri yang diberi nama Indonesian Islamic Centre (IIC).


Tiap tahun jumlah mu’alaf terus meningkat. Harian Dailymail UK pada tanggal 28 Oktober 2010 secara khusus menurunkan sebuah artikel berjudul “Why ARE so many modern British career women converting to Islam?” Jurnalis terkemuka Inggris, Lauren Booth yang merupakan adik ipar mantan PM Inggris Tony Blair adalah salah satu contohnya. Agenda Discover Islam Week yang diadakan sekali setahun oleh Islamic Society berperan sangat penting dalam pengenalan Islam di universitas-universitas di UK. Di Newcastle University, rata-rata ada 7 orang mu’alaf baru yang bersahadat pada kegiatan Discover Islam Week tersebut.


Beberapa lembaga di Inggris juga cukup perhatian dengan kebutuhan komunitas Muslim. Pramuka misalnya, saat ini juga sudah menyediakan seragam khusus untuk Muslimah (The Telegraph, 30 Maret 2012). Bank Barclay yang merupakan sponsor utama liga primer Inggris bahkan berencana menghilangkan kebiasaan memberikan penghargaan sampanye (champagne) pada pemain terbaik setiap pertandingan (The Sun, 24 Mai 2012). Hal ini tidak lain karena pengaruh Yaya Toure yang tertangkap kamera menolak pemberian sampanye tersebut karena dia Muslim (Lihat videonya disini). Yaya Toure merupakan pencetak gol kemenangan Manchester City atas Newcastle United.


Dominasi pemain-pemain Muslim telah berhasil sedikit demi sedikit merubah pola kebiasaan di klub-klub liga Inggris. Newcastle United misalnya saat ini menambahkan syrup strawberry pada menu di bar mereka karena pengaruh Demba Ba, Demba Cisse dan Hatem Ben Arfa (Sky Tyne and Wear, 20 Maret 2012). Bahkan tim ini juga berencana menyediakan mushala di stadion Sport Direct Arena, markas mereka (Croniclelive, 28 April 2012).


Muslim di Inggris juga semakin mendapat kemudahan dalam beribadah. Selain beberapa masjid, di beberapa pusat keramaian telah disediakan ruangan yang diberi nama quiet room sebagai tempat beribadah bagi semua agama. Kondisi ini juga diakui oleh mukimin asal Indonesia yang sudah lama menetap di Inggris. Salah seorang wartawan senior asal Indoneisa menceritakan bahwa dulu ketika mulai bekerja di BBC dua puluh tahun yang lalu, belum ada tempat sholat yang tersedia dan karyawan Muslim sholat di antara mesin fotocopy dan ruang-ruang sempit lainnya. Setelah jumlah mereka semakin banyak, mereka meminta fasilitas ruangan untuk sholat yang ternyata dipenuhi oleh manajemen. Bahkan mereka mendapatkan ruangan yang cukup luas yang bisa menampung jamaah sholat Jumat.


Muslim juga berperan aktif dalam lembaga legislatif dan pemerintahan Inggris. Beberapa Muslim berhasil memenangkan pemilihan anggota parlemen Inggris. Beberapa walikota juga berasal dari komunitas Muslim. Pada tahun 2010, Lutfur Rahman terpilih sebagai walikota Tower Hamlets. Pada bulan May 2011 Mrs Naveeda Ikram terpilih sebagai Walikota Bradford. Ia merupakan wanita Muslim pertama yang menjadi walikota di Inggris (BBC, 23 May 2012).


Tantangan Muslim Inggris


Perkembangan Islam yang demikian pesat tentu saja tidak berarti tidak ada tantangan yang dihadapi. Seperti halnya di negara lain, di Inggris juga terdapat sekelompok orang yang anti-Islam dan selalu melancarkan gangguan terhadap komunitas Muslim. Beberapa Muslim pernah melaporkan tindakan rasis atau pelecehan yang dilakukan oleh sekelompok orang ini. Ada ada Muslimah yang diteriaki dan diludahi di jalan. Ada juga yang dipaksa membuka jilbab.


Ketika kerusuhan besar pecah di Inggris bulan Agustus 2011 yang lalu, di Kota Birmingham tiga orang Muslim terbunuh. Namun komunitas Muslim di Inggris cukup dewasa dalam menghadapi tantangan demikian. Bahkan ayah dari Haroon Jahan, pemuda yang terbunuh tersebut mengajak semua pihak untuk menahan diri (Dailymail, 11 Agustus 2011). Selain itu, peraturan di Inggris cukup keras dalam menjunjung kesetaraan tanpa membedakan suku, agama dan warna kulit. Perlakuan yang kurang menyenangkan tersebut dapat dilaporkan ke polisi untuk mendapatkan penanganan secara hukum.


Kelompok Islamophobia di Inggris terus berusaha untuk bangkit dan mengobarkan isu terorisme. Kegiatan sebagian Muslim bahkan meningkatkan justifikasi mereka bahwa Islam bukanlah agama yang toleran dan bersahabat. Sentimen anti Islam ini semakin bertambah dengan semakin memburuknya kondisi ekonomi Inggris. Krisis yang cukup parah saat ini telah membangkitkan sentimen anti pendatang dan anti Islam pada sebagian aparat pemerintah dan penduduk asli Inggris.


Militer dan sebagian media Inggris terkadang juga menunjukkan kekhawatiran terhadap perkembangan Islam. Pada sebuah latihan militer Inggris, bangunan berbentuk masjid dijadikan sebagai sasaran tembak yang kemudian memicu protes keras dari organisasi-organisasi Muslim di UK (Metro, 8 April 2010). Harian Dailymail pernah menurunkan tulisan yang memuat hasil pooling yang menunjukkan bahwa sepertiga Muslim masih percaya bahwa membunuh atas nama agama dibolehkan (Dailymail, 28 July 2008). Harian yang sama juga pernah memuat berita bocoran pesan-pesan diplomatik kedutaan Amerika mengenai Muslim di Inggris yang bersumber dari WikiLeaks (Dailymail, 22 Desember 2010). Kekhawatiran terhadap jumlah Muslim yang terus meningkat juga terungkap dalam berita yang diberi judul “How almost one in four people in the world are Muslim...and 1.647.000 live in Britain” (Dailymail, 28 Januari 2011).


Bagaimana memperbaiki citra Muslim ini?


Stereotype Muslim sebagai teroris atau intoleran biasanya muncul dan menguat dengan melihat sikap sebagian kecil Muslim yang kurang pandai berdiplomasi. Beberapa media sering menampilkan wajah-wajah Muslim yang berdemonstrasi dan membawa spanduk-spanduk bernada provokasi. Media juga sering menampilkan berita tentang usaha peledakan bom oleh kelompok yang menyebut diri Muslim dan berjuang atas nama Islam. Tampilan-tampilan seperti ini di satu sisi mungkin bermanfaat bagi perjuangan kelompok tersebut, namun disisi lain, bisa merusak citra Islam secara keseluruhan dan melemahkan perjuangan mayoritas Muslim.


Kondisi yang cukup kondusif bagi dakwah Islam di Inggris, sebaiknya tidak dicemari oleh usaha-usaha melalui jalan kekerasan. Contohlah sikap ayah dari Haroon Jahan yang terbunuh dalam kerusuhan di Birmingham tahun lalu yang menyerukan agar semua pihak menahan diri. Hal ini telah menumbuhkan citra positif Muslim di Inggris. Jangan sampai karena lemahnya kemampuan diplomasi sebagian kecil Muslim menyebabkan perkembangan Islam menjadi terhambat.


Pengenalan Islam sejak dini seperti yang dilakukan di Masjid Newcastle University juga baik untuk diteruskan. Murid-murid dan guru dari berbagai sekolah diundang untuk datang ke masjid dan melihat dari dekat kehidupan Muslim, serta belajar prinsip dasar ajaran Islam dan tata cara ibadahnya. Biasanya anak-anak dan para gurunya mendapatkan pencerahan setelah mengikuti kegiatan tersebut.


Selain usaha pengenalan Islam secara terus menerus tersebut, tentunya Muslim juga harus introspeksi diri. Setiap pribadi Muslim hendaknya mampu menampilkan diri sebagai Muslim yang sempurna. Masyarakat Inggris lebih menghormati seorang Muslim yang taat daripada Muslim yang setengah-setengah.


Seorang Muslim yang sempurna akan menjaga setiap tingkah lakunya sesuai dengan ajaran Islam. Ia menjaga agar semua yang dia konsumsi adalah yang halal. Ia akan menjaga perilakunya dalam bergaul dengan masyarakat. Islam mengajarkan agar Muslim memuliakan tetangganya dan tidak boleh menyakiti tetangganya. Jika saat ini masyarakat Inggris terkenal sebagai bangsa yang senang mengantri, patuh terhadap peraturan dan menjaga kebersihan, maka seorang Muslim sepatutnya malu jika mengabaikan budaya tersebut. Budaya antri, patuh terhadap aturan hidup bermasyarakat dan menjaga kebersihan pada dasarnya merupakan bagian dari ajaran Islam yang harus diamalkan oleh seorang Muslim.


Jika pengenalan Islam dan perbaikan diri Muslim ini telah dilakukan, maka diharapkan stereotype jelek tentang islam dan Muslim ini perlahan bisa menghilang dan Islam semakin berjaya di Inggris dan di belahan dunia lainnya dengan izin Allah SWT.


=======================
*Dimuat pada tanggal 20 Juni 2012 di:
http://sumbaronline.com/berita-10771-dakwah-islam-di-inggris-kemajuan-dan-tantangannya-.html

No comments:

Post a Comment