Produktif dalam perjalanan (Quiet Coach East Coast Train). |
Di tengah
hiruk-pikuk kampanye dan sarana transportasi yang digunakan para jurkam saat
ini, saya tertarik untuk melihat bagaimana visi dari parpol dalam bidang
transportasi. Sayangnya sejauh ini saya tidak menemukan visi dan program yang
jelas dari website resmi partai maupun dari wacana yang dilemparkan oleh para
politisinya di media selain hujatan atas kemacetan dan rencana pembangunan
jalan dan jembatan baru untuk mengatasinya. Padahal, berbagai penelitian telah
menyimpulkan bahwa penambahan jumlah jalan malahan semakin memicu bertambahnya
jumlah kendaraan yang berujung kepada semakin meningkatnya kemacetan. Di sisi
lain, isu angkutan umum masal malahan mandeg dan tidak focus. Padahal
penggunaan angkutan umum masal sangat berpotensi untuk mengatasi kemacetan,
mengurangi pencemaran dan memperlancar pergerakan orang dan barang. Selain itu,
salah satu keuntungan dari penggunaan angkutan umum yang nyaman adalah adanya
kesempatan untuk memenfaatkan waktu selama dalam perjalanan tersebut untuk
kegiatan-kegiatan positif seperti membaca, menulis dokumen, negosiasi bisnis
dan lain sebagainya.
Terkait dengan
pemanfaatan waktu perjalanan di angkutan umum, menarik sekali berita yang
dimuat di berbagai media sekitar tanggal 17 April 2013 lalu (antara lain di Detik.com, Okezone.com, Republika.co.id dan Inilah.com) mengenai sebuah rapat penting strategi pemenangan
pemilu oleh Partai Keadilan Sejahtera (PKS) yang dilaksanakan di atas kereta
api dalam perjalanan menuju Semarang. Yang menarik bagi saya bukan partai
politiknya atau hasil rapatnya, melainkan mengenai bagaimana pemanfaatan waktu
perjalanan yang sangat positif dari orang-orang dari partai politik tersebut.
Trend penggunaan
waktu perjalanan secara positif seperti ini sedang menjadi perbincangan hangat
di kalangan ahli transportasi di negara-negara maju. Tidak saja karena kegiatan
tersebut bermanfaat, namun juga karena pada beberapa hal memungkinkan
terjadinya perubahan kebijakan dimasa yang akan datang.
Dalam kebanyakan
penghitungan keuntungan suatu proyek transportasi, penghematan waktu perjalanan
menjadi komponen yang sangat penting. Hal ini didasarkan pada teori bahwa waktu
perjalanan adalah waktu yang terbuang. Waktu adalah bagian dari sumber daya
yang harus dikorbankan untuk bisa sampai ke tempat tujuan dan melakukan
aktifitas di tempat tujuan tersebut. Makanya tidak heran, bagi sebagian orang,
lebih baik membayar lebih mahal asal bisa sampai di tempat tujuan dengan lebih
cepat.
Namun belakangan,
teori tersebut mulai dipertanyakan. Pada kenyataannya, waktu perjalanan
bukanlah waktu terbuang. Waktu tersebut bisa dimanfaatkan dengan
kegiatan-kegiatan positif. Apalagi saat ini keberadaaan berbagai alat teknologi
informasi dan komunikasi seperti jaringan internet melalui saluran 3G atau 4G, Wi-Fi,
laptop, computer tablet, e-book reader, smartphone dan sebagainya sudah menjangkau
hampir semua lapisan masyarakat. Dengan dukungan teknologi tersebut, mengubah waktu
perjalanan menjadi waktu yang produktif sangat dimungkinkan. Setidaknya, waktu
perjalanan akan terasa lebih menyenangkan.
Pengalaman negara maju dan relevansinya
dengan Indonesia
Penelitian yang
Penulis lakukan di Inggris, menunjukkan bahwa mayoritas pengguna kereta api
memanfaatkan waktu perjalanannya dengan membaca buku, bekerja dengan komputer,
membaca/menulis e-mail. Ada juga yang mengaku menikmati pemandangan atau
mendengarkan musik, namun jumlahnya tidak banyak. Seorang manager di sebuah
perusahaan besar di Inggris mengaku selalu menggunakan kereta untuk perjalanan
bisnisnya karena selama perjalanan tetap bisa menyelesaikan pekerjaan
kantornya. Dengan demikian, sekembalinya dari perjalanan, pekerjaan kantor
tidak menumpuk.
Hal ini
menunjukkan betapa tingginya pemanfaatan waktu bagi masyarakat Inggris. Bagi
sebagian kalangan, waktu perjalanan adalah waktu yang sangat produktif karena bisa
berkonsentrasi mengerjakan pekerjaan tanpa gangguan dari sejawat seperti jika
melakukan pekerjaan di kantor. Bagi sebagian yang lain, waktu perjalanan dianggap
sebagai “sebuah hadiah” dimana orang yang melakukan perjalanan mendapatkan
tambahan waktu yang bisa dimanfaatkan untuk diri sendiri, terbebas dari
rutinitas baik rutinitas kantor maupun rutinitas rumah tangga atau yang lebih dikenal
dengan sebutan “me time”.
Salah satu dampak
positif turunannya adalah beralihnya pelaku perjalanan dari penggunaan
kendaraan pribadi ke angkutan umum yang tentunya sangat relevan dengan kondisi
di Indonesia dimana hampir semua kota-kota besar di Indonesia sudah mengalami
tingkat kemacetan yang sangat parah. Jika sebagian pengguna angkutan pribadi
berpindah ke angkutan umum, maka tingkat kemacetan bisa ditekan.
Di Indonesia, kebanyakan
pengguna angkutan umum adalah pengguna captive yang tidak punya pilihan lain
selain angkutan umum. Orang lebih cenderung menggunakan kendaraan pribadi
karena layanan angkutan umum masih belum sesuai harapan. Kebanyakan masih
melewatkan waktu perjalanan di angkutan umum dengan berbincang-bincang atau sibuk
dengan media sosial. Diakui bahwa aktifitas ini cukup membantu mengurangi
kebosanan selama perjalanan, namun sebenarnya masih banyak alternatif kegiatan
lain yang lebih produktif yang bisa dilakukan terutama bagi pengguna kereta api
dan bus.
Pemanfaatan waktu
perjalanan ini akan lebih efektif jika kondisi dan layanan angkutan umum sangat
baik. Ada banyak ruang bagi pemerintah dan operator untuk mendorong dan
memfasilitasi pemanfaatan waktu perjalanan ini. Ruangan kendaraan haruslah
dikondisikan seperti layaknya ruangan kerja. Ruangan mestinya bebas asap rokok
dan bebas dari gangguan baik yang berasal dari sesama penumpang maupun gangguan
dari pihak lain seperti pengamen, pedagang dan peminta-minta. Pemerintah juga
mesti bisa melakukan pencegahan dan penangkalan terhadap kemungkinan terjadinya
tindak kejahatan di angkutan umum seperti penodongan dan pencopetan. Hal ini
pada akhirnya akan membuat orang cenderung menggunakan angkutan umum terutama
untuk perjalanan yang cukup jauh. Waktu perjalanan bisa dimanfaatkan untuk
kegiatan lain yang lebih produktif.
Adalah suatu
kemajuan yang sangat berarti ketika ada sebuah organisasi yang memulai
mengkampanyekan pemanfaatan waktu perjalanan ini dengan melaksanakan sebuah
rapat penting selama perjalanan. Lebih bermakna lagi karena aktifitas ini
dimulai oleh sebuah partai politik yang notabene adalah bagian dari pembuat
kebijakan. Dalam ajaran Islam, waktu perjalanan merupakan waktu yang sangat
istimewa di mana doa yang dilantunkan oleh pelaku perjalanan (musafir) adalah
makbul. Semoga kedepannya masyarakat
Indonesia lebih bisa memanfaatkan waktu perjalanan dengan kegiatan yang lebih
positif.
http://www.nabawia.com/read/6891/produktif-selama-perjalanan-kenapa-tidak