Tuesday 26 July 2011

Seven Days In London (Bagian Pertama)

King's Cross Rail Station
Seminggu terakhir ini merupakan hari-hari yang melelahkan. Berangkat sekitar jam 07.00 pagi dari rumah menuju train station dan kembali ke rumah sekitar jam 08.00 malam. Tujuan utama perjalanan itu adalah terkait dengan perjalanan dengan kereta itu sendiri yang penuh dengan permainan emosi dan membuat suasana hati penuh warna. Namun pada tulisan ini hanyalah menceritakan aktifitas kami untuk menghabiskan waktu di London sebelum kembali melakukan aktifitas utama sepanjang perjalnaan pulang ke rumah.



Hari Pertama

Kami sampai di London King's Cross Station sekitar pukul 11.00 siang. Hal pertama yang kami lakukan adalah mencari warung untuk makan siang. Pilihan kami jatuh pada sebuah restoran masakan Italia. Paket makan siang seharga £10 menjadi pilihan. Terbilang murah, karena dengan harga segitu sudah tersedia makanan pembuka, makanan utama, secangkir kopi dan segelas minuman ringan. Saya memilih menu alpokat campur sayuran sebagai makanan pembuka dan ikan campur spaghetti sebagai makanan utama. Walau nama-nama dari makanan tersebut tidak mudah untuk di ingat, namun rasanya sangat mudah diingat karena cukup dengan satu kata saja: uuueeenaaak. Sungguh pilihan yang jitu.

Selepas mengisi perut, kamipun bergerak ke International Train Station St. Pancras yang terletak disebelah Kings Cross. Di Station St. Pancras ini hanya tersedia train menuju Paris yang dilayani oleh Kereta Api Cepat Eurostar. Eurostar ini melewati terowongan bawah laut yang dikenal dengan nama Channel Tunnel. Tunnel ini pada tahun 1996 dinobatkan sebagai salah satu dari tujuh keajaiban dunia modern (seven wonders of the modern world) oleh American Society of Civil Engineers.

Bagian depan St. Pancras Rail Station

Station ini saat ini tengah berbenah menyambut tahun 2012 dimana sebuah event besar yakni Olimpics 2012 akan dilangsungkan. Sebuah logo besar Olimpiade terpampang di dalam station. Tidak lupa, sebuah toko souvenir olimpiade juga telah tersedia disana. Tampaknya pemerintah UK telah menargetkan kegiatan olimpiade ini sebagai sarana untuk membangkit perekonomian Inggris. Tak heran, berbagai pekerjaan fisik seperti perbaikan jalan, saluran air, pembangunan mega stadium (Olimpics Stadium) dan perumahan atlet terus digiatkan.
Logo Olimpiade dalam St. Pancras

Selepas dari St. Pancras, kami melanjutkan perjalanan ke Station Euston sambil menyaksikan betapa sibuknya station tersebut. Konon kabarnya station Euston ini merupakan salah satu station yang akan merasakan dampak terbesar dari dibukanya High Speed Rail 2 yang saat ini tengah digodok pemerintah Inggris.

Karena jarum jam sudah mulai mendekati jam kepulangan kami, maka kami memutuskan untuk kembali ke station King's Cross. Di depan St. Pancras, saya melihat seorang turis dari Perancis masuk ke box telepon umum dan kemudian segera keluar sambil berbisik-bisik. Penasaran, saya juga ikut melongok ke dalam box telepon tersebut. Astaghfirullah, apa yang terlihat disana sungguh merubah image saya tentang kebersihan kota-kota UK. Di dalam box telepon umum tersebut bertebaran tempelan stiker foto-foto jorok beserta nomor telepon yang bisa dihubungi. Pemandangan yang sama juga saya temukan di beberapa box telepon umum disekitar St.Pancras. Kalaulah sebelumnya saya belum pernah mengunjungi sisi lain kota London, pastilah saya akan men-cap kota London sebagai kota maksiat.
Box telepon umum depan St. Pancras

Sebelumnya, disetiap kota yang saya pernah kunjungi, tidak pernah terlihat pemandangan demikian. Di beberapa sudut kota London lainnya pun saya tidak melihat pemandangan sekotor itu. Kalaupun ada, hanyalah iklan resmi yang menunjukkan lokasi bar khusus dewasa dan terlihat lebih elegan.
Salah satu scenery dalam perjalanan pulang ke NCL

Jam 15.30 kami pun segera memasuki King's Cross Rail Station dan menuju ke kereta yang hendak membawa kami kembali ke Newcastle.

No comments:

Post a Comment